Keledai dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah hewan domestik dari keluarga kuda yang digunakan untuk bertransportasi dan kerja lain. .

Keledai ini unik. Jika keledai kawin dengan kuda maka akan menghasilkan keturunan yang disebut bagal atau nagil.
Bagal akan mati, mandul dan tidak dapat memiliki keturunan sendiri.

Keledai disebut dalam Al-Quran

[مَثَلُ الَّذِيْنَ حُمِّلُوا التَّوْرٰاةَ ثُمَّ لَمْ يَحْمِلُوْهَا كَمَثَلِ الْحِمَارِ يَحْمِلُ اَسْفَارًاۗ بِئْسَ مَثَلُ الْقَوْمِ الَّذِيْنَ كَذَّبُوْا بِاٰيٰتِ اللّٰهِ ۗوَاللّٰهُ لَا يَهْدِى الْقَوْمَ الظّٰلِمِيْنَ]

Perumpamaan orang-orang yang dipikulkan kepada mereka (kitab suci) Taurat, kemudian mereka tiada menunaikannya adalah seperti keledai yang membawa kitab-kitab besar lagi tebal. Amatlah buruk perumpamaan kaum yang mendustakan ayat-ayat Allah. Dan Allâh  tiada memberi petunjuk bagi kaum yang zhalim. [al-Jumu`ah/62:5]

Berbagai cara al-Qur’ān dalam mengajarkan manusia, selain dengan cara kisah juga dengan perumpamaan, keledai yang digunakan sebagai media angkutan barang, membajak dan tunggangan. Keledai dianggap pekerja murah bertenaga besar, kalau sedang marah ia bisa jadi keras kepala. Keledai mempunyai sifat rendah, hina, dan bodoh yang tidak dimiliki oleh binatang lainnya, dalam ungkapan Bahasa Arab, perumpamaan keledai adalah sebuah ejekan kasar bagi orang lain. Walaupun ia banyak digunakan oleh manusia seperti mengangkut barang, akan tetapi perumpamaan atas keledai tetap berupa ungkapan negatif.

Ibnu al-Qoyyim rahimahullohu ta’ala mengatakan dalam ayat ini “Bahwa Keledai adalah binatang yang paling bodoh dan menjadi permisalan yang paling buruk”
(Attadabbur wa-albayan fi tafsiril alquran 34/479)

Sampai kematian yang burukpun dipermisalkan dengan kematian seekor keledai. Rasulullah SAW bersabda:

” نفسُ الكافرِ تَخرُجُ من شِدْقِه ، كما تخرُجُ نفسُ الحِمارِ

” jiwa seorang yang kafir keluar dari rongganya seperti matinya seekor keledai”

صحيح الجامع | الصفحة أو الرقم : 5149

Ibnu Katsîr menyebutkan dalam tafsirnya:
Bahwa sejelek-jelek suara adalah suara Keledai suaranya keras, meringkik. Maka orang yang mengangkat suara keras akan menyerupai suara Keledai yang diharamkan dan dibenci.(tafsir Surat Luqman no: 19/412)

Diriwayatkan dalam shahih al-Bukhari dan Muslim

Yang artinya : Apa bila kamu mendengar ayam jago berkokok, mintalah anugrah kepala Allah, sesungguhnya ia melihat malaikat tetapi apabila engkau mendengar keledai meringkik maka berlindunglah kepada Allah dari syetan karena ia melihat syetan.

Surat Luqman ayat 18-19 mencontohkan etika atau budi pekerti yang selayaknya dilakukan orang Islam.

Artinya: Janganlah memalingkan wajahmu dari manusia (karena sombong) dan janganlah berjalan di bumi ini dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong lagi sangat membanggakan diri. Berlakulah wajar dalam berjalan dan lembutkanlah suaramu. Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara keledai.”

Dikutip dari jurnal 07 juni 2016 berjudul Pembentukan Akhlak Anak Menurut Al-Qur’an Surat Luqman Ayat 12-19 oleh Ainul Khalim, MPd.I., dalam situs Kemdikbud, beberapa sikap yang harus kita teladani adalah sebagai berikut:

1. Jangan Memalingkan Muka Saat Berbicara
Saat berbicara dengan orang lain, jangan memalingkan muka, karena bisa dianggap meremehkannya, sehingga bisa menyinggung perasaan. Berbicaralah dengan menatap wajahnya dengan gembira, tanpa rasa sombong dan tinggi diri.

2. Jangan Sombong dan Takabur
Janganlah sombong dan takabur. Hal ini meliputi seluruh perilaku manusia, termasuk caranya berjalan. Muslim dianjurkan tidak berjalan dengan rasa angkuh dan menyombongkan diri. Sikap seperti ini biasa dilakukan orang-orang yang gemar melakukan kekejaman di muka bumi dan suka berbuat zalim terhadap orang lain.

3. Berjalan dengan Sederhana
Selain berjalan tidak dengan kesombongan, kita juga harus berjalan dengan sederhana. Maksud dari sederhana adalah tidak tergesa-gesa dan jangan terlalu lambat. Jangan membusungkan dada, tapi jangan pula merunduk bagaikan orang sakit.

4. Melembutkan Suara
Seperti yang dijelaskan sebelumnya, kita dianjurkan melembutkan suara agar tidak seperti suara keledai. Suara yang lembut akan enak didengar dan pesan yang disampaikan akan mudah diterima pendengarnya.

Demikian kenapa Allah membenci suara keledai. Suara keledai dicontohkan sebagai suara kasar hingga sombong. Untuk itu, kita dianjurkan untuk melembutkan suara. Wallahu a’lam.

Sumber:
* Tafsir Ibnu Katsir
* Pembentukan Akhlak Anak Menurut Al qur’an Surat Lukman

✍️ Oleh: Ustadz Muhdhori Ali A, Lc.,M.Ag.


🔃 SSC LPPM MAIS CILACAP juga siap membantu mengatasi problematika keluarga & kehidupan anda.

📚 Manajeman SSC LPPM MAIS Cilacap

📱 Admin SSC: 0812 1506 6657

🔖 Jenis Konsultasi:
Syariah: Aqidah, Fikih, keluarga, muamalah/jual beli, Rukyah, dll: Offline/Tlpn/WA
Rukyah: Offline (dengan kesepakatan dahulu)

🕖 Layanan Konsultasi: Senin-Sabtu Pkl 07.00-14.00

✨ Link Grup WA Dakwah:
Putri: https://bit.ly/wadakwahputri
Putra: https://bit.ly/wadakwahputra

👤 Privasi terjaga insyaallah

Leave a reply "JANGAN SEPERTI KELEDAI"

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Rating*