Berimankah Orang Yang Sedang Bermaksiat?

Pertanyaan :

Apakah seseorang dikatakan beriman ketika dia sedang bermaksiat kepada Allah, akan tetapi dia menyadari bahwa dirinya sedang bermaksiat kepada Allah E dan hatinya mengingkari perilaku maksiat tersebut?

Jawaban :

Apa mungkin kalau hatinya mengingkari, dia akan melakukan hal itu?
Rasulullah H bersabda :

لاَ يَزْنِى الزَّانِى حِينَ يَزْنِى وَهُوَ مُؤْمِنٌ

Tidaklah berzina orang yang berzina ketika ia berzina sementara ia dalam keadaan beriman.  (HR. Abu Dawud, No. 4691, Ibnu Majah, No. 3936, dan at-Tirmidzi, 2625)

Dia baru akan sadar bahwa dia bermaksiat sesudah selesai melakukan perilaku maksiat tersebut, jika sedang melakukan zina maka dia tidak akan sadar jika dia sedang bermaksiat. Seperti contohnya Nabi Yusuf S karena dia sadar, dia tidak terjatuh dalam rayuan wanita cantik dan kaya, tapi jika sampai terjadi qodarullah.. Dan memang Allah E tidak mentakdirkan Nabi Yusuf S untuk terjatuh di dalam fahisyah tadi. Maka tatkala seseorang terjatuh dalam kemaksiatan sebagaimana disebutkan di dalam hadist yang mulia tersebut yaitu ketika dia sedang melakukan zina, boleh dikatakan imannya sedang diangkat, dan imannya tadi mungkin kembali apabila sesudah itu dia menyesali perbuatannya.

Kapan dikatakan menyesal?
Sesudah melakukan zina, bukan saat melakukannya.

Dan inilah bahayanya apabila terjatuh di dalam kemaksiatan, lebih-lebih ada nash yang menyebutkan seperti itu. Jika seseorang tadi misalnya meninggal pada saat melakukan kemaksiatan, apakah imannya tetap ada di dalam hatinya? Dalam Akidah Ahlus Sunnah, bahwa dia beriman namun imannya kurang. Kalau tidak bertaubat sampai mati, maka di akhirat kelak sesuai kehendak Allah, dan andai masuk neraka maka tidak kekal.

Dan makna dari kalimat “tidak beriman” dalam hadits tersebut adalah keimanan yang tidak sempurna. Wallahu a’lam.

Namun kita berlakukan secara dzahir akhirnya di dunia, bahwa dia adalah seorang muslim.

Wallahu ta’ala a’lam.

Cilacap, 27 November 2020.